Tahun 1957, Bung Karno pernah menyatakan bahwa Kota Palangkaraya di kemudian hari akan menjadi ibukota negara. Hingga kini, belum ada realisasi dari rencana besar tersebut; walaupun banyak orang yang sudah jenuh dengan Jakarta.
Pagi ini, dengan penerbangan GA jam 05.55 dan landing di bandara Tjilik Riwut jam 07.35, saya berkesempatan mengunjungi Kota Palangkaraya. Kota yang kecil dan menyambut dengan udara yang adem, serasa di Bogor waktu pagi.
Hari ini, 29 April 2012 saya mendampingi Ketua Umum Pengurus Nasional Karang Taruna akan menghadiri Pengukuhan dan Rapat Kerja Karang Taruna Provinsi Kalimantan Tengah yang diketuai oleh Bung Aris M. Narang, keponakan dari Bapak Teras Narang, Gubernur Kalimantan Tengah. Aris Narang masih berusia muda, sangat ramah dan supel bergaul dengan berbagai kalangan.
Melewati jalanan lengang Palangkaraya, memang kota ini kecil dan tak banyak kepadatan lalu lintas. Sebelum ke lokasi acara, kami diajak makan pagi dulu di warung kecil untuk menikmati nasi kuning yang di-lauk-i rendang gabus, ayam kecap dan teh hangat. Kombinasi makanan yang memanjakan perut.
Memutar sedikit, kami diajak ke wilayah Lingkar Mahir Mahar; yang (kabarnya) akan dijadikan sebagai ibukota negara. Tanah yang sangat luas dan mulai dikapling-kapling oleh beberapa investor yang meyakini bahwa suatu saat nanti, wilayah itu akan menjadi wilayah yang mahal karena akan menjadi ibukota.
Kegiatan dilanjutkan ke lokasi acara Pengukuhan yang dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Tengah, pejabat Dinas Sosial dan Karang Taruna dan Organisasi Kepemudaan lainnya. Kegiatan seremonial pengukuhan berjalan lancar, dan tugas saya untuk melakukan dokumentasi dan menyiapkan pidato, tuntas. Alhamdulillah.
Berkunjung ke luar kota, biasanya tak menginap, begitu juga dengan perjalanan kali ini. Bertepatan dengan makan siang, kami mengunjungi Kampung Lauk, tempat makan yang asyik, letaknya di pinggir sungai Kalayat. Sambil makan patin bakar, udang bakar, lalapan plus sambel pedasnya, disertai es kelapa muda, rasanya makanan yang mengeyangkan sekaligus menyenangkan mata, karena sambil menikmati sungai yang lalui pesawat-pesawat kecil milik para bos kebun kelapa sawit dan tambang batu bara di Palangkaraya.
Tepat 14.30, kami kembali ke Jakarta. Perjalanan singkat yang menyenangkan, melihat Kota Pancasila, Kota Cantik Palangkaraya yang kini berdenyut karena banyak anak muda terpanggil untuk mengelola provinsinya.
Semoga saja, Indonesia menjadi lebih baik dikelola oleh anak-anak muda yang akan menjadi negarawan kelak; terlepas apa pun warna partainya.
kampung lauk adalah lokasi wisata kuliner yg terletak di pinggir SUNGAI KAHAYAN, bukan “sungai kalayat”
yup,,sgt setuju Palangkary jd ibukota pemerintahan..dari sekian kota yang saya jelajahi mulai dari b masin,s rinda,b papan,pontianak dan kota lain djawa..kiranya palangkaraya yang paling cocok utk gantikan jkt…salam dari pulau pedas….